Friday, September 16, 2016

KITAB-KITAB SUCI INDIA



 Cerita Ramayana






Raja Dasarata di Ayodya mempunyai beberapa isteri. Dengan permaisuri ia berputra Rama. Dengan istrinya yang ke-2 bernama Kaikeyi berputra seorang bernama Baratan. Putra-putranya yang lain ialah Laksamana dan Satrugna. Putra-putranya ini dididik sebagaimana pendidikan yang diberikan kepada para putra raja.
Dalam suatu sayembara Rama mendapat Dewi Sita yang sangat cantik sebagai istrinya. Dewi Sita adalah anak raja Janaka yang memerintah di Mitila. Pada waktu dahulu, Dasarata pernah berjanji kepada Kaikeyi bahawa kelak takhta kerajaan akan diserahkan kepada Baratan, untuk membalas jasa Kaikeyi yang tekun merawatnya semasa beliau sakit.
Setelah Dasarata tua, tahta kerajaan diserahkan kepada Rama. Oleh hal yang demikian, Kaikeyi menggugat dan mengingatkan baginda akan janjinya dahulu. Tuntutan ibu tiri Rama itu ialah yang pertama Baratan harus dinobatkan menjadi raja Ayodya. Kedua Rama harus dibuang dalam hutan selama 14 tahun. Dasarata harus menepati janjinya sebagai seorang ksatria dan dengan sedih Raja menyampaikan keputusan atas tuntutan Kaikeyi.
Rama mengundurkan diri dan mengembara di hutan Dandaka selama 14 tahun bersama isteri dan adiknya, Laksamana. Hal ini sangat mengharukan rakyat Ayodya yang sangat mencintai Rama. Dengan sedih memikirkan hal itu maka mangkatlah Dasarata.
Pada suatu hari Sita dirampas raksasa Wirada. Tetapi raksasa itu dapat dikalahkan Rama dan Laksamana. Pada hari lain Rama berjumpa dengan Surpanaka, adik perempuan raja Rawana yang memerintah kerajaan Langka. Surpanaka jatuh cinta kepada Rama, tetapi Rama tidak mahu tergoda. Begitu pula cinta Surpanaka terhadap Laksamana tidak mendapat sambutan. Bahkan Laksamana mengerat telinga dan hidung Surpanaka kerana bencinya terhadap Surpanaka. Surpanaka segera mengadukan halnya kepada Rawana (Dasamuka = sepuluh muka) yang sudah mengetahui kecantikan Dewi Sita. Namun, timbullah keinginannya untuk melarikan Dewi Sita.
Raja Rawana segera datang ke tempat perkemahan Rama dengan pengiringnya, Narisa, yang dapat menjelma sebagai kijang emas. Narisa menjelma menjadi seekor kijang emas dan mendekat ke kemah Dewi Sita. Setelah terlihat oleh Sita, inginlah ia memiliki kijang emas itu dan minta supaya Rama mahu menangkapnya. Sebelum Rama berangkat mengejar kijang emas terlebih dahulu Rama membuat lingkaran kesaktian mengelilingi kemah mereka. Sesiapa yang masuk ke lingkaran itu tidak akan dapat keluar lagi. Tetapi semua ini telah diperhatikan dan diketahui oleh Rawana dari jauh. Setelah Rama jauh dari kemah, mengejar kijang emas, terdengarlah pekik orang. Sita mengetahui bahawa Rama berada dalam keadaan bahaya. Segera Laksamana disuruh oleh Sita untuk menyusul abangnya. Mula-mula Laksamana menolak, kerana telah dipesan oleh Rama supaya Laksamana tidak meninggalkan Sita, sebelum Rama kembali. Sita lalu menyindir dengan mengatakan "Isteri kakak lebih penting daripada kakak sendiri."
Mendengar sindiran itu, maka Laksamana menyusul abangnya. Rawana segera menghampiri kemah menjelma seorang peminta-minta, berdiri di luar lingkaran kesaktian. Rawana memohon agar Sita dapat memberinya air minum kerana sangat haus. Ketika Sita mengulurkan air minum itulah Rawana menarik tangan Sita dan langsung dibawanya terbang ke Langkapura (Sailon) tempat kerajaannya. Rama jatuh pengsan setelah kembali apabila mengetahui bahawa Sita telah hilang dari kemah.
Di udara burung Jatayu melihat Sita dibawa oleh Rawana. Jatayu segera menyerang Rawana. Tapi Rawana memukul bahagian sayapnya oleh gada sakti Rawana. Rawana dengan mudah mengalahkan Jatayu kerana Rawana mempunyai sepuluh muka yang dapat melihat segenap penjuru dan juga mempunyai gada sakti. Untung sahaja Sita sempat melemparkan cincinnya kepada Jatayu. Cincin itu diberikan kepada Rama sebagai bukti tentang Sita, setelah pada suatu ketika Rama sampai di hutan tempat Jatayu jatuh. Jatayu-lah yang sempat memberitahukan hal Sita, sebelum ia menghembuskan nafas terakhir.
Dengan pertolongan Kabanda, Rama dan Laksamana mendapat petunjuk supaya minta bantuan kepada Sugriwa raja Kera, untuk menaklukkan Rawana. Sugriwa mahu membantu asalkan terlebih dahulu dibantu menaklukkan saudaranya, Walin, yang memusuhinya. Hanuman, Panglima Raja Kera, menyusup ke Langkapura untuk mematai-matai Rawana. Ia menyamar sebagai seekor kucing dan berhasil masuk ke istana Rawana menemui Dewi Sita. Tahulah bahawa Sita tidak kekurangan sesuatu pun. Sita sangat gembira berjumpa dengan Hanuman yang juga menyampaikan berita tentang suaminya. Hanoman tidak dibunuh setelah mengaku sebagai utusan. Sebagai ganti hukumannya, dibakarlah ekornya dengan mengikatkan bahan-bahan yang mudah terbakar. Dalam keadaan ekor terbakar Hanuman melompat-lompat dari bangunan ke bangunan yang lain yang menimbulkan kebakaran besar di Langkapura. Senanglah hati Rama mendapat kabar dari Hanuman bahawa istrinya, Sita, tidak diganggu oleh Rawana.
Rama mulai menyusun penyerangan. Untung sekali lagi mendapat bantuan Wibisana, saudara Rawana, yang menyalahkan perbuatan Rawana melarikan Sita. Dengan panah Rama yang sakti, Rama menghadapi Rawana. Dalam peperangan itu Rawana tewas dan Rama menang. Langkapura diserahkan kepada Wibisana yang telah membantunya. Akhirnya masa pembuangan 14 tahun selesai. Rama dan Sita pulang ke Ayodya dengan upacara yang diadakan secara besar-besaran.





Nilai-nilai ajaran agama Hindu yang ada dalam cerita Ramayana

1. Satya mitra dan Satya Wacana = terlihat dari kesetiaan Sugriwa terhadap janjinya kepada Rama.
2. Guru Bhakti dan Pitra yajna, diperlihatkan dari rasa baktinya Rama terhadap Orang tuanya sehingga bersedia untuk mengasingkan diri ke hutan.
3. Satya Semaya, diperlihatkan pada kesetiaan Dasarata dalam menepati janjinya pada Dewi Kaykeyi sampai harus meninggal dunia.
4. Dharma Negara, diperlihatkan oleh Kumbakarna yang dengan sepenuh hati hingga mengorbankan nyawa untuk membela Negaranya.
5. Dharma Agama, diperlihatkan oleh Wibisana yang menentang kakaknya demi membela kebenaran.


3 comments: