Friday, September 16, 2016

KITAB-KITAB SUCI INDIA



Cerita Mahabharata




Secara garis besar, cerita Mahabarata bercerita mengenai kehidupan Prabu Santanu atau Sentanu (Çantanu).
Dia adalah seorang raja keturunan keluarga Kuru yang menjadi raja kerajaan Barata. Dia mempunyai permaisuri bernama Dewi Gangga, dan berputra Bisma.Cerita Mahabarata secara garis besar mengisahkan kehidupan Santanu (Çantanu) seorang raja yang perkasa keturunan keluarga Kuru dan bertakhta di kerajaan Barata. Bersama permaisurinya Dewi Gangga, mereka dikaruniai seorang putra bernama Bisma.

Pada suatu hari Çantanu jatuh cinta pada seorang anak raja nelayan bernama Setyawati. Namun ayahanda Setyawati hanya mahu memberikan putrinya jika Çantanu kelak mau menobatkan anaknya dari Setyawati sebagai putra mahkota pewaris takhta dan bukannya Bisma. Kerana syarat yang berat ini Çantanu menjadi sedih. Melihat hal ini, Bisma yang tahu mengapa ayahnya demikian, merelakan haknya atas takhta di Barata diserahkan kepada putra yang kelak lahir dari Setyawati. Bahkan Bisma berjanji tidak akan menuntut itu kapan pun dan berjanji tidak akan menikah agar kelak tidak mendapat anak untuk mewarisi takhta Çantanu.

Perkawinan Çantanu dan Setyawati melahirkan dua orang putra masing-masing Citranggada dan Wicitrawirya. Namun kedua putra ini meninggal dalam pertempuran tanpa meninggalkan keturunan. Kerana takut punahnya keturunan raja, Setyawati memohon kepada Bisma agar menikah dengan dua mantan menantunya yang ditinggal mati oleh Wicitrawirya, masing-masing Ambika dan Ambalika. Namun permintaan ini ditolak Bisma mengingat sumpahnya untuk tidak menikah.Akhirnya Setyawati meminta kepada Wiyasa, anaknya dari perkawinan yang lain, untuk menikah dengan Ambika dan Ambalika. Perkawinan dengan Ambika melahirkan Destarasta dan dengan Ambalika melahirkan Pandu.

Destarasta lalu menikah dengan Gandari dan melahirkan seratus orang anak, sedangkan Pandu menikahi Kunti dan Madrim tapi tidak mendapat anak. Nanti ketika Kunti dan Madrim kawin dengan dewa-dewa, Kunti melahirkan 3 orang anak masing dengan dewa Darma lahirlah Yudistira, dengan dewa Bayu lahir Werkodara atau Bima dan dengan dewa Indra lahirlah Arjuna. Sedangkan Madri yang menikah dengan dewa kembar Aҫwin, lahir anak kembar bernama Nakula dan Sadewa. Selanjutnya, keturunan-keturuan itu dibagi dua yakni keturunan Destarasta disebut Kaum Kurawa sedangkan keturunan Pandu disebut kaum Pandawa.

Sebenarnya Destarasta berhak mewarisi takhta ayahnya, tapi kerana buta sejak lahir, maka takhta itu kemudian diberikan kepada Pandu. Hal ini pada kemudian hari menjadi sumber bencana antara kaum Pandawa dan Kurawa dalam memperebutkan takhta sampai berlarut-larut, hingga akhirnya pecah perang dahsyat yang disebut Baratayuda yang berarti peperangan memperebutkan kerajaan Barata.

Peperangan diawali dengan aksi judi dimana kaum Pandawa kalah. Kekalahan ini menyebabkan mereka harus mengembara di hutan belantara selama dua belas tahun. Setelah itu, pada tahun ke-13 sesuai perjanjian dengan Kurawa, para Pandawa harus menyembunyikan diri di tempat tertentu. Namun para Pandawa memutuskan untuk bersembunyi di istana raja Matsyapati. Pada tahun berikutnya, para Pandawa keluar dari persembunyian dan memperlihatkan diri di muka umum lalu menuntut hak mereka kepada Kurawa. Namun tuntutan mereka tidak dipenuhi Kurawa hingga terjadi perang 18 hari yang menyebabkan lenyapnya kaum Kurawa. Dengan demikian, kaum Pandawa dengan leluasa mengambil alih kekuasaan di Barata.


Pertempuran berlangsung selama 18 hari penuh. Dalam pertempuran itu, banyak ksatria yang gugur, seperti misalnya Abimanyu, Durna, Karna, Bisma, Gatotkaca, Irawan, Prabu Matswapati dan puteranya  (Raden Seta,Raden Utara, Raden Wratsangka),  Bhogadatta, Sengkuni,  dan masih banyak lagi. 

Selama 18 hari tersebut dipenuhi oleh  pertumpahan darah dan pembantaian yang mengenaskan. Pada akhir hari kedelapan belas, hanya sepuluh ksatria yang bertahan hidup dari  pertempuran, mereka adalah: Lima Pandawa,Yuyutsu, Setyaki, Aswatama, Krepa dan Kartamarma. 

Setelah perang berakhir, Yudistira dinobatkan sebagai Raja Hastinapura bergelar Prabu Kalimataya Setelah memerintah selama beberapa lama, ia menyerahkan tahta kepada cucu Arjuna, yaitu Parikesit. Kemudian, Yudistira bersama Pandawa dan Drupadi  mendaki gunung Himalaya sebagai tujuan akhir perjalanan mereka. Di sana mereka meninggal dan mencapai surga. (Diceritakan dalam kisah Pandewa Seta)

Parikesit memerintah Kerajaan Kuru dengan adil dan bijaksana. Ia menikahi Madrawati dan memiliki putera bernama Janamejaya. Janamejaya menikahi Wapushtama (Bhamustiman) dan memiliki putera  bernama Satanika. Satanika berputera Aswamedhadatta. Aswamedhadatta dan  keturunannya kemudian memimpin Kerajaan Wangsa Kuru di Hastinapura. 



2. Nilai Pendidikan Hindu yang terkandung dalam cerita Mahabharata

Satya Wacana dan Satya Semaya
Bhisma yang menjalankan Sukla Brahmacari sesuai dengan janji yang pernah diucapkannya.

Dharma Agama dan Dharma Negara
Drona dan Bhisma yang mati-matian membela Negara. Arjuna dan Pandawa lainnya yang berperang untuk menegakan keadilan.

Lobha
Duryodana ingin menguasai Astina sepenuhnya, sampai Indraprasta pun ingin dikuasai.

Moha
Arjuna yang kebingungan dalam peperangan

Guru bhakti
Pandawa tetap menghormati gurunya walaupun dalam medan peperangan. Karna yang memotong ibu jarinya dipersembahkan untuk menghormati gurunya Drona


3 comments: